Penemu Blue Energy Tunjukkan Kertas Kerja Formula Temuannya

TEMPO Interaktif, Nganjuk:Teka-teki kebenaran temuan Djoko Suprapto, 48 tahun, warga Dusun Turi, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur tentang energi alternatif murah mulai dibeberkan. Namun, lelaki penyuka wayang kulit itu belum bersedia menunjukkan proses pembuatan bahan bakar secara langsung.

Dia hanya menunjukkan puluhan lembar kertas kerja yang berisi formula, rumus-rumus, teori dan diagram proses penciptaan bahan bakar alternatif yang menggunakan air sebagai salah satu bahan bakunya. Bahan bakar alternatif tersebut belakangan dikenal sebagai energi biru (blue energy

"Sementara ini, saya hanya memberi kesempatan kepada empat orang untuk membaca dan melihat kertas kerja saya. Semua ini saya lakukan karena saya ingin hasil temuan saya selamat dan tidak dicuri orang," kata Djoko Suprapto, di rumahnya, Kamis (12/6).

Keterbukaan Djoko menunjukkan kertas kerja terjadi pada Rabu (11/6) dinihari, seusai menggelar sarasehan yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, guru, peneliti, seniman dan budayawan di Kabupaten Nganjuk. Pada kesempatan itu, ia menunjuk empat orang yang hadir dalam sarasehan mewakili publik melihat kertas kerjanya di salah satu ruangan dalam rumahnya.

Keempat orang itu adalah Sumardi Rahardjo (anggota DPRD Kabupaten Nganjuk dari Partai Demokrat), Dr. Sulaiman (peneliti dan staf pengajar dua universitas negeri di Malaysia), Sugiyono (guru kimia SMA Negeri I Nganjuk) dan Dwidjo Utomo Maksum (wartawan Tempo).

"Saya mohon, empat orang yang saya undang masuk ke rumah saya tidak mencatat, memfoto atau membawa kertas-kertas kerja saya. Karena jika itu dilakukan sama dengan membunuh saya," kata Djoko, kepada Tempo) sembari menyodorkan puluhan lembar kertas kerjanya.

Djoko memberi waktu selama setengah jam kepada empat orang itu untuk membaca dan mempelajari semua kertas kerja. Selama setengah jam berada di ruang tertutup, Djoko juga mensyaratkan agar empat orang tersebut tidak bertanya apapun terkait temuannya.

"Jangan bertanya apapun karena itu sama halnya dengan menggali informasi dan itu sangat berbahaya bagi saya. Anda berempat juga ilmuwan kan. Pasti tahu etika itu," kata Djoko.

Dwidjo U. Maksum

sumber: tempo interaktif